Tahukah
Anda perusahaan baja terbesar dunia saat ini? Pemiliknya, konon adalah
salah satu dari orang terkaya di dunia. Beberapa kali, ia masuk lima
besar orang terkaya dengan nilai miliaran dolar Amerika versi majalah
Forbess

Orang tersebut adalah Lakshmi Mittal atau juga dikenal sebagai Lakshmi Niwas Mittal. Pria asli India namun kini bermukin di London Inggris ini bahkan mendapat predikat sebagai orang terkaya di daratan Inggris.

Simbolisasi kesuksesan Lakshmi dalam bisnis tercatat melalui kisahnya
saat membeli rumah termahal dalam sejarah, Kensington Mansion, yakni
senilai US$128 juta. Ia juga menikahkan putrinya, Vanisha, dengan sebuah
pesta pernikahan paling mewah di abad 20. Konon untuk pesta itu, ia
menghabiskan dana US$50 juta lebih.

Nilai kekayaan Lakshmi memang sangat menyilaukan. Tapi, sebenarnya, itu semua didapatnya dari perjuangan keras puluhan tahun. Sebab, awalnya, ia yang terlahir di Sadulpur, Churu, sebuah bagian dari Rajashtan India, adalah seorang yang sangat miskin. Saat kecil, ia dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh 20 orang. Mereka hanya tidur di lantai, yang kadang beralaskan rotan. Untuk memasak, mereka membuat perapian dari tumpukan batu bata di belakang rumah yang dibangun oleh kakeknya.

Beruntung, ia dan keluarganya tak mau selamanya menderita. Mereka
bertekad untuk bisa mengubah nasibnya. Karena itu, ia kemudian ikut ayah
dan keluarganya pindah ke Calcutta India. Di sana - ayahnya - Mohan,
mendapat peluang mengubah nasib setelah bermitra dengan salah satu rekan
membuat sebuah usaha di bidang baja. Dan, inilah, rupanya awal Lakshmi
berhubungan dengan sebuah usaha yang kini membesarkan namanya.
Ia pun kemudian berkesempatan untuk menyelesaikan pendidikan Bachelor of
Commerce degree di St. Xavier’s College Calcutta. Di sinilah, kemudian
Lakshmi berupaya membuktikan bahwa pendidikannya tak sekadar teori. Ia
pun lantas terlibat lebih jauh dengan usaha keluarganya di bisnis baja.
Dengan pengetahuan dan pergaulannya yang luas, ia pun berupaya
mengembangkan usaha keluarganya bukan hanya di India, melainkan
menjangkau wilayah internasional.
Lakshmi Mittal sendiri merupakan anak dari keluarga Mohan. Mohan ayah
dari Mittal ini memberikan nama awalan Lakshmi di depan nama
anak-anaknya, yang berarti Dewa Kekayaan. Mohan merupakan orang tua yang
mementingkan pendidikan buat anak-anaknya, ia sadar bahwa pendidikan
merupakan bekal sukses buat anak-anaknya. Untuk itu, Mohan yang tahan
kerja keras, berani mengajak keluarganya bermigrasi dari tempat
kelahiran mereka di sebelah barat India, ke sebelah timur India, agar
anak-anaknya bisa menempuh pendidikan yang lebih baik di wilayah timur
India ini. Mohan, si ayah memulai usaha di bidang baja, dengan membuat
pabrik kecil. Mittal sambil kuliah, membantu ayahnya di bengkel baja.
Mittal mewarisi semangat kerja keras ayahnya dan juga ia termasuk anak
yang cerdas dan teliti. Sambil kuliah dan bekerja membantu ayahnya di
pabrik baja milik ayahnya itu, Mittal berpikir bagaimana cara
mengembangkan pabrik itu menjadi lebih besar. Namun, kondisi lingkungan
berkata lain. Kondisi negaranya yang mengenakan pajak yang tinggi,
hampir 97% dan adanya pembatasan kuota, memaksa Mittal berpikir mencari
alternatif lain. Setelah menamatkan pendidikannya dan berkeluarga dengan
anaknya yang baru berumur 1 tahun, Mittal melihat adanya peluang baru
berkembang dan kesempatan besar di negara Indonesia. Ia pun memutuskan
untuk merantau ke luar dari India menuju Indonesia. Keberanian ayahnya
merantau dari sebelah barat ke timur India, membuat Mittal jauh lebih
berani merantau ke luar negaranya. (Ehhhhmmm… guru kencing berdiri,
murid kencing berlari).
Dengan membawa istri dan anaknya yang baru berumur 1 tahun, Mittal
bermigrasi ke Surabaya, tepatnya di Waru Sidoarjo. Di negara kita ini,
ia hanya mempunyai saudara, yaitu saudara perempuannya yang terlebih
dahulu sudah datang ke Indonesia menikah dengan warga negara Indonesia
keturunan India yang berwirausaha di bidang Tekstil.
Dengan segala keterbatasan bahasa, Mittal merekrut Nur Saidah, warga
lokal untuk membantunya mendirikan usaha. Mittal waktu itu masih belum
bisa berbahasa Indonesia dan bahasa Inggrisnya pun tidaklah sempurna. Ia
mendirikan pabrik baja kecil di daerah Waru, perbatasan
Sidoarjo-Surabaya (kira-kira, kenapa. Area pabriknya merupakan daerah
terpencil, dimana banyak orang menyebutnya sebagai “daerah tempat jin
buang anak”. Nur Saidah seorang wanita asal Surabaya ini menempuh
perjalanan yang boleh dibilang berat untuk tiba di lokasi pabrik baja
ini. Terkadang harus mengenakan sepatu boot karena daerah ini masih jauh
dari memadai. Nur Saidah sekarang ini, menjabat sebagai Pimpinan dari
PT Ispat Indo, sebuah pabrik baja di bawah naungan Mittal Corporation.

Pada tahun 1976, Lakshmi kemudian mencoba membeli sebuah perusahaan yang
nyaris bangkrut di Indonesia. Dari sini, tangan dinginnya mampu membuat
usahanya terus berkembang.
Sayang, pada tahun 1994, saat di mana usaha keluarga itu makin menanjak,
sebuah perbedaan, membuat usaha itu pecah. Lakshmi lantas memilih jalan
membesarkan usahanya sendiri, tanpa melibatkan keluarga. Ia kemudian
dibantu oleh istrinya, Usha.
Terbukti, larinya justru makin kencang. Ia berhasil mengembangkan Mittal
Steel hingga merambah belasan negara dan empat benua. Ia juga menemukan
sejumlah inovasi pengembangan usaha baja yang membuat pabriknya menjadi
yang terbesar di dunia dengan jutaan ton produksi. Karena itu, tak
heran jika ia kemudian dianugerahi berbagai predikat dari berbagai
lembaga dan media di dunia. Dari Majalah Fortune Eropa, ia diberi
predikat European Businessman of the Year 2004. Selain itu, ia juga
digelari the Willy Korf Steel Vision Award di 1998 oleh American Metal
Market and PaineWeber’s World Steel Dynamics atas dedikasinya dalam
industri baja.

Saat ditanya kunci suksesnya, Lakhsmi hanya mengatakan bahwa itu semua
adalah hasil sebuah kerja keras. “Banyak orang bekerja keras. Karena
itu, jika ingin sukses kita harus bekerja lebih keras dan mendedikasikan
diri pada tujuan yang ingin kita capai,” sebut Lakshmi.
Dengan kekayaan itu, Lakshmi tak lupa pada masa-masa sulitnya. Karena
itu, meski tinggal di Inggris, ia tak lupa pada negaranya. Salah satu
bentuk kepeduliannya yaitu dengan mengembangkan olahragawan di India
agar bisa berprestasi internasional. Ia membuat Mittal Champions Trust
dan menghibahkan dana US$9 juta untuk mendukung sejumlah atlet India
agar bisa berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Selain itu, ia juga
mengembangkan kepedulian pada negara tertinggal, seperti Kazahkstan dan
Afrika Selatan, dengan menanamkan investasi di sana.
Sukses
memang hak siapa saja yang mau berjuang meraihnya. Lakhsmi Mittal
adalah salah satu contoh orang yang mampu merubah nasib dengan
perjuangan keras dalam hidupnya. Namun, setelah sukses, ia pun tak
melupakan negaranya. Tak hanya itu, ia pun peduli pada negara lain yang
tertinggal. Sebuah kesuksesan, memang akan jauh lebih bermakna, jika
kita bisa berbagi kepada sesama.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10484964
Tidak ada komentar:
Posting Komentar